Tensi Anda Lebih dari 180/110 mmHg? Jangan Disepelekan!
Jika anda yang memiliki
tensi atau tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg, jangan disepelekan! Anda bisa terkena Krisis Hipertensi!
Krisis hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik mencapai
>180 mmHg dan diastolik >120 mmHg. Krisis hipertensi dibagi menjadi dua kategori yaitu hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi.
Hipertensi Urgensi (Mendesak)
Apabila
tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastolik >120 mmHg secara mendadak
tanpa disertai dengan kerusakan organ target.
Hipertensi Emergensi (Darurat)
Apabila tekanan darah sistolik >180 mmHg atau
diastolik >120 mmHg secara mendadak disertai kerusakan organ target. Organ
target tersebut antara lain neurovaskular, kardiovaskular, renovaskular.
Gejala
Neurovaskular (Saraf) :
- Vertigo, sensasi
rasa berputar
- Kejang
- Stroke Iskemik,
berupa kelemahan sebelah badan, kebas sebelah badan dan bicara pelo.
- Stroke
Hemoragik (perdarahan), berupa kelemahan sebelah badan disertai penurunan
kesadaran, dan dapat juga disertai nyeri kepala hebat, mual dan muntah hebat.
Gejala
Kardiovaskular (Jantung) :
- Infark atau
iskemia miokard, berupa nyeri dada sebelah kiri seperti tertimpa beban berat
serta menjalar ke daerah leher, punggung dan bahu serta tangan kiri.
- Gagal jantung
kiri, berupa sesak nafas saat berdiri, peningkatan tekanan vena jugular
- Edema paru
akut, berupa sesak nafas, batuk
Gejala
Renovaskular (Ginjal):
- Gangguan
ginjal akut, berupa produksi urin berkurang bahkan hilang, mual muntah, nafsu
makan berkurang, sesak, pembengkakan pada kaki.
- Retinopati hipertensi,
berupa pengelihatan berkurang, lapang pandang berkurang hingga kebutaan
mendadak
- Anemia, berupa
lelah, letih, lesu dan lunglai
Bila
terdapat pasien dengan gejala tersebut segeralah dibawa ke IGD.
Kejadian krisis
hipertensi merupakan kegawatdaruratan dibidang penyakit dalam. Hal ini
disebabkan karena angka kematian akibat krisis hipertensi berkisar 2,6 per 100
pasien/tahun.
Adapun
beberapa istilah pada krisis hipertensi, antara lain:
1. Hipertensi refrakter
Respon pengobatan
yang tidak memuaskan
dan tekanan darah >200/110 mmHg, walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple drug)
pada penderita dan kepatuhan pasien.
2. Hipertensi akselerasi
Peningkatan
tekanan darah diastolik >120
mmHg disertai dengan kelainan funduskopi.
Bila tidak diobati dapat berlanjut
ke fase maligna.
3. Hipertensi maligna
Penderita
hipertensi akselerasi dengan tekanan
darah diastolik >120-130 mmHg dan kelainan funduskopi disertai papil edema, peningkatan
tekanan intrakranial (otak),
kerusakan yang cepat
dari vaskular, gagal ginjal akut, ataupun kematian bila penderita tidak mendapatkan pengobatan.
Hipertensi maligna
biasanya pada penderita dengan
riwayat hipertensi esensial ataupun
sekunder dan jarang pada
penderita yang sebelumnya mempunyai
tekanan darah normal.
4. Hipertensi ensefalopati
Kenaikan tekanan
darah dengan tiba-tiba disertai dengan keluhan sakit kepala yang hebat, penurunan kesadaran dan bahkan kejang. Keadaan
ini dapat menjadi reversibel
bila tekanan darah tersebut diturunkan.
Tatalaksana
Krisis Hipertensi
Kejadian
hipertensi emergensi ini perlu ditangani segera dengan menurunkan tekanan darah
20-25% dari MAP dengan menggunakan obat-obatan intravena dalam hitungan menit
atau jam.
Sedangkan hipertensi urgensi, dapat diturunkan dengan menggunakan
obat antihipertensi oral (dengan cara di minum) dalam waktu 24 jam. Selengkapnya mengenai tatalaksana krisis hipertensi dapat dilihat disini