Kamis, 05 April 2018

Kemenkes Serius Perangi Hoax Kesehatan


Kemenkes Serius Perangi Hoax Kesehatan 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI serius melakukan perlawanan terkait beredarnya hoax iklan dan publikasi kesehatan yang menyesatkan dan merugikan masyarakat. Karena itu, Kemenkes melakukan penandatanganan MoU Pengawasan Iklan dan Publikasi Bidang Kesehatan.


MoU ditandatangani oleh Sesjen Kemenkes, Untung Suseno dengan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan; Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag, Syahrul Mamma; Sekretaris Utama BPOM, Reri Indriani; Ketua Lembaga Sensor Film, Ahmad Yani Basuki; Kepala Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia, Maruli Matondang; Ketua Presidium Dewan Periklanan Indonesia, Sancoyo Antarikso; dan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi.

Iklan hoax dapat dicirikan di antaranya disampaikan secara berlebihan dan bersifat superlatif. Kemudian ada testimoni pengguna atau klien dan hadirnya dokter yang tertindak sebagai endorser. Biasanya pengiklan mengklain proses pengobatan atau produk obat yang dijual bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Padahal, proses penyembuhan tergantung kondisi tubuh dan penyakit yang diderita. Semua proses penyembuhan dan obat atau alat yang digunakan tidak bisa disamaratakan.

Selain itu, terkait obat herbal terlebih dahulu dibuktikan secara ilmiah keamanannya. Di antaranya perlu uji toksisitas akut, kronik, dan teratogenik. Obat herbal juga perlu diuji dosis, cara penggunaan, efektivitas, monitoring efek samping, dan interaksi dengan senyawa obat lain.

Iklan hoax biasanya memberi kesan ilmiah melalui gambar, video dan grafis berupa anatomi tubuh dan penyakit. Iklan ini memanipulasi keawaman penonton dengan sengaja menimbulkan kekhawatiran pada penyakit tertentu.

Untung menekankan iklan dan publikasi kesehatan tersebut tidak saja melanggar peraturan perundang-undangan dan etika pariwara, konsumen yang percaya akan tersesat dan bisa mendapatkan dampak buruk yang tak diinginkan. Alih-alih mendapatkan manfaat, sebaliknya konsumen tersesat dengan informasi keliru dan mendapatkan kerugian materi dan non materi.
Selama 2017 ini, Kemenkes telah melayangkan 7 surat permohonan penghentian iklan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) terkait iklan pengobatan tradisional Jeng Ana, Givana, Eyang Gentar, Mega 6 Far, Herbal Putih, Jeido Power Mat, Iklan Pengobatan Tradisional Chuan Shan Yao Bioin, dan Iklan Klinik Zona Terapi.

Selain itu, kata Untung, pengawasan iklan dan publikasi kesehatan tidak cukup hanya tingkat hilir, melainkan bersama-sama pada tingkat hulu. Itulah mengapa para pemangku kepentingan dalam nota kesepahaman ini mewakili tingkat hulu dan hilir dari iklan dan publikasi kesehatan.

Selain itu, edukasi dan partipasi publik menyokong besar pada keberhasilan pengawasan iklan dan publikasi kesehatan ini. Hal ini yang mendorong dilaksanakan sosialisasi pengawasan iklan/publikasi bidang kesehatan setelah penandatangan nota kesepahaman.

''Kita sama-sama berharap, maju bersama dalam pemahaman yang sama tentang iklan dan publikasi kesehatan demi melindungi masyarakat dalam pelayanan kesehatan,'' kata Untung.

selengkapnya baca di : Kemenkes Serius Perangi Hoax Kesehatan



Cari tahu tentang cacing dalam sarden yuk!


Si Cacing yang mengandung protein, berbahaya gak sih?



Anisakis merupakan cacing yang dapat ditemukan pada mackerel atau ikan yang diolah untuk dijadikan makanan kaleng. Tidak hanya mackerel, anisakis juga dapat ditemui pada ikan salmon dan cumi. Anisakiasis atau herring worm penyakit yang disebabkan oleh parasit nematoda (cacing) yang dapat masuk ke dalam dinding esofagus, lambung atau usus. Cara pencegahan terbaik untuk mencegah penyakit ini dengan menghindari makan makanan mentah atau setengah matang pada ikan atau cumi.


Setahu saya, itukan gak dimakan mentah, kita kan, goreng lagi atau dimasak lagi, ya cacingnya mati lah. Cacing itu sebenernya isinya protein. Sebagai contoh aja, kalau kita masak kan sebenernya jadi steril. Sterilitas itu yang penting.

 Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek

 Apakah cacing anisakis mengandung protein?

Ya. Berdasarkan penelitian dalam jurnal Food Analytical Methods Cacing Anisakis simplex mengandung protein. Namun, protein yang terkandung dalam cacing ini dapat menimbulkan beberapa reaksi alergi.

Cacing anisakis sp. yang ditemukan pada mackerel


Bagaimana seseorang dapat terinfeksi?

Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention atau CDC, manusia dapat terinfeksi ketika memakan ikan atau cumi yang mentah atau setengah matang, kemudian menelan larva nematoda. Apabila larva tersebut berada di tubuh manusia, larva dapat menyerang saluran pencernaan. Pada akhirnya parasit mati dan memproduksi jaringan inflamasi pada esofagus, lambung atau usus.
Beberapa orang akan merasakan sensasi geli setelah atau sesaat memakan ikan atau cumi mentah, hal ini disebabkan karena pergerakan cacing di mulut atau tenggorokan. Orang ini dapat mengeluarkan cacing secara manual dari mulut atau dengan membatukkan cacing dan mencegah infeksi. Selain itu juga beberapa orang mengalami muntah sebagai gejala dan hal ini dapat mengeluarkan cacing dari tubuh.



Siklus Hidup Anisakis sp. Sumber: CDC



Bagaimana diagnosis anisakiasis dapat ditegakan?

Riwayat memakan ikan atau cumi mentah sangat membantu. Umumnya diagnosis ditegakan melalui endoskopi, radiografi atau pembedahan jika cacing sudah melekat.

Dapatkah Anisakiasis ditularkan dari manusia ke manusia?

Tidak bisa. Anisakiasis tidak dapat ditularkan dari manusia ke manusia.

Apakah tanda dan gejala terinfeksi cacing anisakis?


Tanda dan gejala berupa nyeri perut, mual, muntah, perut kembung, diare, terdapat darah atau lendir di kotoran, dan demam ringan. Dapat juga terjadi reaksi alergi seperti kemerahan, gatal dan yang lebih jarang reaksi anafilaksis.

Bagaimana saya dapat mencegah anisakiasis?

Tidak memakan ikan atau cumi mentah atau setengah matang.

Berikut adalah rekomendasi FDA (Food Drugs Association) dalam mempersiapkan dan menyimpan makanan laut untuk membunuh parasit :


·         Memasak (Seafood secara umum)
Masaklah makanan laut (seafood) dengan baik (dengan suhu minimal sekitar 63°C) selama 10 menit, telah direkomendasikan dapat membunuh larva pada ikan dan mencegah investasi cacing di manusia.
·         Freezing (Ikan)
o   Pada suhu -20°C atau lebih rendah dalam 7 hari, atau
o   Pada suhu -35°C atau lebih rendah sampai beku dan disimpan pada suhu -35°C selama 15 jam
o   Pada suhu suhu -35°C atau lebih rendah sampai beku dan disimpan pada suhu -20°C selama 24 jam

Bagaimana apabila saya mengalami gejala tersebut?

Segera hubungi dokter. Anda mungkin akan mendapatkan pengobatan berupa albendazole 400 mg 2x1 hari selama 6 sampai 21 hari. Namun apabila telah mengalami obstruksi usus, peradangan pada usus buntu, atau peradangan pada selaput pembungkus perut (peritonitis) pembedahan mungkin diperlukan.


Referensi
Center for Disease Control and Prevention. 2012. Parasites-Anisakiasis. Dikutip dari https://www.cdc.gov/parasites/anisakiasis/faqs.html   

Faeste CK dkk. 2014. Detection of Proteins from the Fish Parasite Anisakis simplex in Norwegian Farmed Salmon and Processed Fish Products. Food Anal. Methods 8: 1390. 





Menarik Uang 21 juta dari BPJS? Itu Hoax! Penyebaran hoax atau berita bohong  tidak ada habisnya. Motif penyebaran hoax ...